“Pedagang yang amanah dan benar akan ada bersama dengan para syuhada di hari qiyamat nanti” (HR. Ibnu Majah dan al-Hakim).
Rabu, 08 Juni 2011
ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
Pada suatu hari Jum’at sewaktu hendak menunaikan solat Jum’at, ketika itu Rasullullah SAW sedang berdiri di atas mimbar menyampaikan khutbah manakala para sahabat pula duduk mendengarnya. Tiba-tiba datang satu rombongan perniagaan yang dilengkapi dengan alat-alat musik sebagai daya tarik menuju kota Madinah. Rombongan itu dipimpin oleh Dihyah bin Khalifah. Dengan serta merta jamaah solat Jum’at yang sedang mendengar khutbah Rasullullah SAW itu bangun menuju kepada rombongan perniagaan tadi dan meninggalkan Rasullullah SAW yang sedang berkhutbah.
Maka turunlah surat al Jumuah ayat 11, yang artinya: ” Dan ketika mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah : “Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”. Dan Allah sebaik-baik pemberi rezeki”.
Islam tidak pernah melarang umatnya untuk melakukan bisnis, bahkan Islam melalui Rasulullah SAW selalu memberikan dorongan kepada ummatnya untuk berusaha mencari rezeki salah satunya dengan berbisnis supaya kehidupan mereka menjadi baik dan menyenangkan.
Rasulullah sendiri adalah contoh seorang pedagang yang sukses. Ketika masih kecil beliau telah menemani pamannya Abu Thalib berdagang ke Syam, bahkan beliau sendiri menjalankan bisnis milik Siti Khadijah ke Syam dan kembali dengan keuntungan yang besar. Ini adalah bukti kemampuan, kepercayaan dan amanah beliau sebagai pedagang. Rasulullah SAW bersabda :
“Pedagang yang amanah dan benar akan ada bersama dengan para syuhada di hari qiyamat nanti” (HR. Ibnu Majah dan al-Hakim).
Para sahabat Rasul juga banyak yang menjadi pengusaha dan bussinessman yang sukses. Diantaranya adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, dan lain-lain.
Walaupun Islam mendorong ummatnya untuk berdagang, dan bahkan merupakan fardhu kifayah, bukan berarti dapat dilakukan sesuka dan sekehendak manusia, tanpa dibingkai oleh nilai-nilai Islami.
Teguran Allah terhadap para sahabat yang tercantum dalam surat al Jumuah ayat 11 di atas, seharusnya bisa kita jadikan contoh dalam menjalankan bisnis yang sedang kita tekuni, bahwasanya dalam kondisi apapun kita menjalankan bisnis, tidak boleh mengabaikan adab dan etika bisnis dalam Islam.
Ummat Islam dalam kiprahnya mencari kekayaan dan menjalankan bisnisnya hendaklah menjadikan Islam sebagai dasarnya dan keredhaan Allah sebagai tujuan akhir dan utama. Mencari keuntungan dalam melakukan perdagangan merupakan salah satu tujuan, tetapi jangan sampai mengalahkan tujuan utama.
Selamat menjalankan bisnis di Ahad-Net, semoga ridha Allah selalu menyertai langkah kita. Amin
(Abi Aulia, berbagai sumber) ahadnet.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
berikan komentar yang positif dan membangun sebagai proses belajar