Mari kita latih dan asah terus rasa ikhlas/positive feeling dalam setiap kehidupan.
Rabu, 08 Juni 2011
Sukses karena Ikhlas
Sukses karena Ikhlas
Sukses sebuah pekerjaan atau dalam bisnis belum cukup hanya bermodal keuletan, pengalaman dan ilmu. Keikhlasan juga menjadi factor penentu keberhasilan. Wahyu Saidi, seorang pengusaha makanan telah membuktikan hal itu lewat bisnisnya. Ia meyakini, dengan sikap ikhlas bisnis akan membuatnya menjadi mudah. Menurutnya setiap masalah bisa dicari titik temunya agar semua kepentingan terpenuhi (Republika, 16 Juni 2004).
Ikhlas bukan pekerjaan pikiran, tapi pekerjaan hati (perasaan). Ikhlas adalah keterampilan dalam berserah diri, baik harapan keinginan, maupun kekhawatiran kepada Allah.
Ikhlas tidak berarti kita harus melepaskan semua keinginan dalam hidup. Kita tetap bisa mengejar mimpi-mimpi kita, namun ketika kita ikhlas, di dalam hati kita akan timbul rasa syukur, sabar, fokus dan tenang, selama proses menuju sesuatu yang diinginkan. karena dalam keikhlasan, kita akan menyerahkan semua keputusan pada Allah, meski tetap wajib berusaha.
Berbagai perasaan (hati) yang ikhlas –menyenangkan, rela, tenang, enak dan nyaman- maka hidup akan terasa senang, rela, tenang dan nyaman. Dengan positive feeling seperti itu sukses dan performance hanya tinggal masalah waktu.
Ketika kita benar-benar ikhlas, saat itulah doa dan niatnya tersambung dengan yang Maha Kuasa. Sehingga, melalui mekanisme kuantum yang tak terlihat, kekuatan Allah SWT lah yang sebenarnya sedang bekerja. Jika sudah demikian, siapakah yang mampu menghalangi-Nya?
Imam Ja’far dalam kitab Al Bihar yang dikutip dalam buku Quantum Ikhlas: “Apabila seorang hamba berkata, ‘Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah’ maka Allah menjawab, ‘Hai para malaikat-Ku, hamba-Ku telah ikhlas berpasrah diri, maka bantulah dia, tolonglah dia, dan sampaikan (penuhi) hajat keinginannya.”
Rasa ikhlas bisa terus dipelihara, jika kita mampu menjaga diri dari beberapa hal, misalnya tidak ngotot ingin diakui dan dipuji,dan menghindari orang-orang yang dipenuhi rasa takut,marah,serta mudah mengeluh dan putus asa.
Mari kita latih dan asah terus rasa ikhlas/positive feeling dalam setiap kehidupan.
(MNZ) Sumber: Erbe Sentanu, Quantum Ikhlas & ahadnet.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
berikan komentar yang positif dan membangun sebagai proses belajar